Hai Friend’s ….., apa khabar ….,
hehe …., selamat ketemu lagi di blog aku ya ….,
Udah lama juga aku
ngga utak atik blog aku …, hehe …, kangen juga rasanya ingin berbagi cerita …,
Teman’s …., kali ini aku ingin berbagi tentang artikel dari detik news yang
pernah aku baca , dan sangat menyentuh hati’ku …, mungkin karena begitu
tersentuh dan terharu dengan ceritanya …, akupun sampe nangis lhoh …., sungguhan deh …..,
Hmmm …., apapun itu , aku ingin artikel ini bisa menjadi
inspirasi buat kita semua untuk terus
MAJU Hingga kita BISA menggapai segala cita …….,
Selamat membaca artikelnya ya ……,

Bagus kurniawan – detik news
Yogyakarta -
Siapa bilang pengayuh becak tak bisa melahirkan seorang dokter? Buktinya
Suyatno, seorang pengayuh becak di Yogyakarta, berhasil menyekolahkan anaknya
hingga lulus dokter dari UGM. Perjuangannya membuktikan tidak ada kerja keras
yang sia-sia.
"Anak saya, Agung Bhaktiyar masuk Fakultas Kedokteran UGM tahun 2005 lulus dilantik jadi dokter pada pertengahan tahun 2011," kata Suyatno saat tampil di hadapan ribuan orangtua mahasiswa baru UGM di Gedung Graha Sabha Pramana (GSP), Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (8/9/2011).
Pria 63 tahun itu layak berbangga sang putera meraih gelar sarjana kedokteran dari salah satu universitas ternama, tanpa harus banyak mengeluarkan biaya. Maklum, anaknya mendapat beasiswa saat kuliah di Fakultas Kedokteran.
Menurut Suyatno, Agung adalah anak bungsu dari empat saudara yang satu-satunya kuliah. Sedang tiga kakaknya, setelah lulus sekolah menengah langsung bekerja. Agung sebelumnya merupakan lulusan SMA 6 Yogyakarta.
Setelah dilantik menjadi dokter, Agung menjadi dokter magang di rumah sakit di Wates Kulonprogo. "Dia selama sekolah baik saat SMA maupun kuliah juga tidak macam-macam dan tidak banyak meminta kepada orangtua. Karena tahu kalau orangtuanya tidak punya uang," lanjut Suyatno.
Suyatno sehari-harinya bekerja menjadi pengayuh becak sejak tahun 1975. Dia biasanya mangkal di sekitar Hotel Santika di Jalan Sudirman Yogyakarta.�
Bersama istri dan anaknya, Suyatno tinggal di kawasan Ledok Kali Code di Kampung Terban, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Saniyem, istrinya bekerja sebagai pengumpul barang rongsokan. Dari menarik becak, dia mendapat penghasilan sekitar Rp 20-30 ribu per hari.�
"Ini anugerah bagi keluarga kami dan kami sekeluarga bangga. Alhamdulilah selama dia kuliah dapat beasiswa terus," ucap Suyatno yang masih akan terus bertahan di bawah terik matahari Yogya dengan becaknya.
Menyumbangkan seorang dokter pada Ibu Pertiwi mungkin sebelumnya tak pernah dibayangkan Suyatno. Namun dengan kemauan kuat anak dan dukungan keluarga membuktikan segala hal bisa terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.
"Anak saya, Agung Bhaktiyar masuk Fakultas Kedokteran UGM tahun 2005 lulus dilantik jadi dokter pada pertengahan tahun 2011," kata Suyatno saat tampil di hadapan ribuan orangtua mahasiswa baru UGM di Gedung Graha Sabha Pramana (GSP), Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (8/9/2011).
Pria 63 tahun itu layak berbangga sang putera meraih gelar sarjana kedokteran dari salah satu universitas ternama, tanpa harus banyak mengeluarkan biaya. Maklum, anaknya mendapat beasiswa saat kuliah di Fakultas Kedokteran.
Menurut Suyatno, Agung adalah anak bungsu dari empat saudara yang satu-satunya kuliah. Sedang tiga kakaknya, setelah lulus sekolah menengah langsung bekerja. Agung sebelumnya merupakan lulusan SMA 6 Yogyakarta.
Setelah dilantik menjadi dokter, Agung menjadi dokter magang di rumah sakit di Wates Kulonprogo. "Dia selama sekolah baik saat SMA maupun kuliah juga tidak macam-macam dan tidak banyak meminta kepada orangtua. Karena tahu kalau orangtuanya tidak punya uang," lanjut Suyatno.
Suyatno sehari-harinya bekerja menjadi pengayuh becak sejak tahun 1975. Dia biasanya mangkal di sekitar Hotel Santika di Jalan Sudirman Yogyakarta.�
Bersama istri dan anaknya, Suyatno tinggal di kawasan Ledok Kali Code di Kampung Terban, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Saniyem, istrinya bekerja sebagai pengumpul barang rongsokan. Dari menarik becak, dia mendapat penghasilan sekitar Rp 20-30 ribu per hari.�
"Ini anugerah bagi keluarga kami dan kami sekeluarga bangga. Alhamdulilah selama dia kuliah dapat beasiswa terus," ucap Suyatno yang masih akan terus bertahan di bawah terik matahari Yogya dengan becaknya.
Menyumbangkan seorang dokter pada Ibu Pertiwi mungkin sebelumnya tak pernah dibayangkan Suyatno. Namun dengan kemauan kuat anak dan dukungan keluarga membuktikan segala hal bisa terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.
Sumber : Detik News